Interview Tokoh Agama Buddhis

Pembicara : Bhante Nyanabhadra

Pada tanggal 11 Desember 2017, kelompok kami pergi ke VIhara Ekayana di Jl. Tanjung Duren untuk menginterview seorang tokoh agama Buddhis, yaitu Bhante Nyanabhadra..
berikut adalah hasil wawancara kami dengan Beliau..

1.    Bagaimana kehidupan beragama di Indonesia?
Tidak banyak terjadi masalah-masalah kejadian yang meresahkan, paling sekali-kali dan itu ada unsur politiknya. Biasanya agama ditunggangi dengan sesuatu yang lain, biasanya orang memakai agama sebagai alasan. Seharusnya agama harus di tempat agama bukannya di tunggangi oleh keinginan pribadi, agenda pribadi. Cuma ada beberapa kasus yang berkaitan dengan agama, biasanya kasus itu kecil tapi awak media terlalu membesar-besarkan, memberitakan berulang-ulang. Seperti kasus Donald Thrump di AS. Beruntungnya, kasus di Indonesia masih oke. Tidak perlu sempurna tapi bisa di terima.

2.    Apa itu toleransi agama dan seberapa penting?
Menurut KBBI, toleransi adalah sifat atau sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan, penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja. Toleransi juga berarti mendiamkan, membiarkan. Menurut saya toleransi itu adalah tenggang rasa, pengertian/understanding, tapi bukan pembiaran, karna artinya kita membiarkan orang untuk berbuat jahat. Toleransi agama itu sangat penting karna menurut cara Buddhis, kita harus mempelajari agama lain supaya kita mengerti ajaran lain, supaya kita tidak asal bicara dan sok pintar. Jadi kalau bisa semua agama berprinsip seperti itu, kalau gak tahu mengenai sebuah agama, kita harus tanya mengenai ajaran agama lain pada ahli di agama itu, jangan asal bicara agar tidak salah persepsi atau mempunyai persepsi yang keliru. Jadi tidak hanya toleransi, tapi juga harus saling mengerti.

3.      Apa yang bisa menyebabkan konflik antarumat beragama?
Karna orang tidak mengerti, kemudian mencampuri persepsi dia dan membuat karangan sendiri dan celakanya dia percaya dengan karangan pikiran dia sendiri dan terjadilah konflik. Konflik mulai terjadi dari apa yang kita persepsikan. Persepsi berasal dari apa yang kita lihat dan dengar, padahal belum tentu apa yang kita persepsikan itu fakta dan kebenaran, maka harus kita check dan recheck.

4.      Bagaimana cara menanamkan agama sebagai alat pemersatu bangsa pada umat beragama?
Para umat agama sendirilah yang berperan, para pendeta, para pastor, para kiai, para ustad, dan para bhiksu dan bhiksuni yang bertugas. Negara juga jangan terlalu banyak ikut campur dalam urusan beragama, perlu dikurangi. Dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, seringkali masih banyak orang yang bermasalah dengan Bhinneka, yaitu keragaman, padahal keragaman itu adalah sesuatu yang harus kita rayakan dan syukuri karena adanya keragaman. Cuma banyak orang yang masih berpikiran sempit dan tidak menerima keragaman itu, mereka cenderung menggunakan perbedaan itu sebagai kesempatan untuk agenda tertentu, agenda pribadi, agenda untuk cari jabatan atau uang. Maka dari itu, setiap agama harus saling mempelajari, jangan pakai sistem duga dan percaya dengan apa yang dia duga.

5.      Apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan rasa toleransi umat beragama?
Para Mahasiswa bisa menjadi agennya, agen untuk mendukung toleransi. Melalui understanding, memahami, tidak sembarangan komentar dan Buddhis juga sangat mengedepankan loving speech, menggunakan kata-kata yang bersahabat, penuh kasih, tidak menggunakan kata-kata yang membangkitkan rasa kebencian, jangan terlalu percaya dengan sosial media.

Ada sebuah cerita, mengenai orang buta yang mencoba menebak gajah. Jadi ada seorang raja yang lagi iseng, dia memanggil semua orang yang buta sejak lahir untuk datang ke istananya dan raja tersebut juga mendatangkan seekor gajah dan ditaruhnya di tengah-tengah antara orang buta itu, raja menyuruh mereka untuk menebak gajah itu seperti apa, dan yang benar akan di berikan hadiah oleh raja. Para orang buta itu memegang gajah itu, ada yang memegang ekornya dan mengatakan bahwa gajah itu seperti tali, ada yang memegang telinganya dan mengatakan bahwa gajah itu seperti kipas, ada yang memegang kakinya dan mengatakan bahwa gajah itu seperti tabung. Kemudian mereka duduk dan berdiskusi seperti apa gajah itu dan mereka pun ribut karena mereka semua berbeda persepsi kemudian tidak ada jawaban yang memuaskan dan rajapun menyuruh mereka semua pulang. Jadi yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah sebetulnya ada kebenaran kecil, tapi seringkali orang menganggap itu adalah kebenaran yang benar, besar itulah yang memicu pertengkaran. Jadi jangan terlalu percaya dengan berita yang ada, percaya dikit saja.

6.      Apa pendapat Anda terhadap orang-orang atau organisasi yang anggotanya memiliki sikap anarkis ataupun radikal?
Itu adalah orang yang kurang kerjaan, karena mereka adalah orang-orang yang frustasi, karena mereka tidak bisa melihat cara lain selain anarkis dan mereka yakin bahwa dengan anarkis mereka bisa menang dan merasa mereka itu orang yang kuat. Kalau dalam Buddhis adalah, itu merupakan orang yang paling lemah, lemah pikirannya karna mentok pikirannya dan itu orang yang harus di bantu dan membawa mereka kembali ke jalan yang benar. Semuanya dimulai dari pemerintah dan polisi terlebih dahulu untuk menangkap mereka yang melakukan tindak anarkis kemudian baru di bantu dengan bantuan para tokoh agama sendiri untuk membimbing mereka kembali ke jalan yang benar. Jadi kesimpulannya adalah, orang-orang frustasi itulah yang harus kita bantu dan bimbing kembali ke jalan yang benar.

7.      Peran Anda untuk ngertiin dan meluruskan orang-orang awam mengenai toleransi?
Program- program seperti meditasi, ceramah, kelas-kelas khusus, yang menyiarkan bagaimana cara-cara punya pandangan lebih terbuka dan tidak sempit dan juga tidak terlalu percaya dengan apa yang kita yakin dan dengar kemudian, kita perlu memberikan ruang kepada agama lain untuk berkembang juga. Dan menurut perspektif Buddhis, kita tidak boleh menarik-narik orang untuk masuk ke agama tertentu karena itu urusan voluntarily, yaitu memlilih sendiri tanpa pengaruh lain.

Nim
Nama
Jabatan
2001560225
Tiffany Tjandra
Ketua
2001554216
Charvia Liesera
Anggota
2001583310
Dhafin Rizki Fahrezy
Anggota
2001618024
Haryady Jaya
Anggota
2001569653
Rizka Luthfiani
Anggota
2001595222
Tracey
Anggota






























Komentar

Postingan Populer