Interview Tokoh Agama Katolik
Pembicara : Pastor Agustinus Buliaran S.Pd
Pada tanggal 19 Desember 2017, kami pergi ke Binus Square untuk melakukan wawancara dengan seorang tokoh agama Katolik yaitu Pastor Agustinus Buliaran S.Pd yang kebetulan sedang berkuliah di Binus University dan tinggal di Binus Square..
Berikut adalah hasil wawancara kami dengan beliau..
Pada tanggal 19 Desember 2017, kami pergi ke Binus Square untuk melakukan wawancara dengan seorang tokoh agama Katolik yaitu Pastor Agustinus Buliaran S.Pd yang kebetulan sedang berkuliah di Binus University dan tinggal di Binus Square..
Berikut adalah hasil wawancara kami dengan beliau..
1.
Bagaimana
kehidupan beragama di Indonesia?
Kita
tahu bahwa negara Indonesia memiliki beragam agama walaupun terdapat minoritas.
Pada prinsipnya, kita terdiri dari beberapa agama. Dalam kondisi multi-agama
ini, tiap agama pasti akan bertemu dengan agama lainnya. Dan dalam konteks
toleransi di Indonesia selama ini, tiap umat agama masih memelihara toleransi
dan saling menghargai satu sama lain walaupun sering terjadi beberapa konflik
kecil. Dalam taraf toleransi, masih bisa terbilang normal karena masih ada
inisiatif untuk memelihara dan membangun rasa toleransi itu sendiri.
2.
Apa
itu toleransi agama?
Toleransi
agama adalah membiarkan agama lain hidup dan berkembang berdasarkan ajaran
agamanya sendiri.
3.
Bagaimana
membangun sikap toleransi dalam kehidupan beragama?
Memberi
ruang kepada agama lain untuk mengekspresikan keyakinannya sesuai dengan apa
yang diimani dan diajarkan pada agamanya. Contohnya seperti memberikan ruang
kepada orang lain untuk beribadah, membantu agama lain untuk mengekspresikan
kepercayaannya, seperti memberi kebebasan kepada agama lain untuk membangun
rumah ibadah. Toleransi diberikan selagi tidak mengancam kehidupan bersama dan
nasional, namun pemberian toleransi tidak layak jika bisa memicu perpecahan dan
konflik.
4.
Seberapa
penting toleransi agama di Indonesia?
Dalam
konteks negara kita yang memiliki keanekaragaman agama, toleransi itu sangat
penting. Jika ada pemeluk agama yang tidak memiliki sikap toleransi pada agama
lain, maka akan menimbulkan perpecahan dan konflik pada kehidupan beragama,
jadi perlu adanya ruang untuk sikap toleransi diberlakukan sehingga menciptakan
rasa kenyamanan dan kedamaian dalam kehidupan beragama.
Toleransi
sangat penting karena berkaitan dengan hak asasi manusia. Agama adalah bagian
dari hak asasi manusia dan tiap orang harus bisa menghargai dan memberikan
ruang kepada agama lain untuk bisa mengekspresikan agama berdasarkan ajarannya
masing-masing.
5.
Apa
yang bisa menyebabkan konflik antar umat beragama?
Konflik
antar umat beragama bisa terjadi karena ada individu ataupun kelompok yang
menggunakan agama sebagai sarana untuk mencapai kepentingan pribadi, kekuasaan,
dan politik. Ketika agama digunakan sebagai sarana untuk mencapai kepentingan
politik, agama diadu-domba pada konflik yang menyangkut pada politik, sehingga
memicu konflik di tengah pemeluk agama.
Koflik
juga bisa terjadi jika orang salah menafsirkan dan memahami agamanya sendiri.
Ketika keliru akan menafsir dan memahami ajaran agamanya sendiri, maka muncul
pengekspresian agama di tengah-tengah masyarakat yang bisa mengorbankan orang
lain, yang berujung ke fanatisme.
Selain
itu, konflik juga bisa terjadi jika orang tidak mengenal dengan agama lain.
Karena kurangnya pengetahuan akan agama lain bisa menimbulkan salah persepsi
yang berujung pada sikap mencerca atau mencela agama lain.
6.
Bagaimana
cara menanamkan agama sebagai alat pemersatu bangsa pada umat beragama?
Semua
agama mengajarkan nilai-nilai moral yang sangat baik sebagai pedoman bagi kita
untuk hidup di dunia ini. Nilai-nilai moral itu merupakan kekayaan yang berarti
bagi bangsa, yang bisa mempersatukan bangsa, dan membantu memajukan bangsa
untuk bisa mencapai kesejahteraan.
Tiap
orang bisa beriman dengan benar. Tidak hanya sekedar mempunyai status agama
saja, namun harus beriman kepada Tuhan dengan menghayati pesan-pesan dari tuhan
dan bertindak seperti yang diajarkan oleh Tuhan dalam kehidupan berbangsa.
7.
Bagaimana
cara menghadapi pihak-pihak yang memicu konflik pada agama?
Jika
itu terdapat pada sebuah bangsa, maka negara memiliki peran yang penuh atas
segala sesuatu yang tidak sesuai dengan hukum dan segala sesuatu yang
bertentangan dengan hukum, yang mengancam keteriban bangsa dan negara.
Setidaknya negara memiliki peran sebatas membubarkan jika itu sebuah
oraganisasi, namun negara tidak punya wewenang untuk ikut campur dalam urusan
ajaran agama orang lain. Jadi semua kembali pada ajaran agama itu sendiri, yang
merupakan peran dari tokoh - tokoh agama untuk meluruskan, mengajarkan, dan
mengingatkan umatnya.
Daftar anggota kelompok yang hadir wawancara :
Nim
|
Nama
|
Jabatan
|
2001560225
|
Tiffany Tjandra
|
Ketua
|
2001554216
|
Charvia Liesera
|
Anggota
|
2001583310
|
Dhafin Rizki Fahrezy
|
Anggota
|
2001618024
|
Haryady Jaya
|
Anggota
|
2001595222
|
Tracey
|
Anggota
|
Komentar
Posting Komentar